Setelah menghabiskan malam dengan tidur nyenyak, we're so ready for day 2! Sedikit penampakan bagian depan dari Stay In Gam hostel yang juga sekaligus merupakan sebuah restoran bernama Miru bisa dilihat dari gambar di atas. Free breakfast yang disediakan Stay In Gam adalah bread & jam, scrambled egg, ham, cereal, susu, kopi, teh, juga jus jeruk. Sehabis mengisi perut, perjalanan pun kembali dimulai.
Pagi itu, menyusuri jalan yang teduh di samping tembok Jongmyo Shrine yang memang sangat dekat dari hostel kami melangkahkan kaki kami di bawah pepohonan (kedengaran romantis gak sih?)
Di tengah perjalanan, ada sebuah kedai makanan yang menggoda iman, sebuah kedai yang menjual odeng! Oh, I just love odeng. Odeng merupakan fish cake yang dilipat dan ditusukkan ke skewer, disajikan dengah kuah kaldu yang panas dan nikmat. Perfect snack for a cold weather! Sepotongnya dijual si Ahjumma seharga KRW 700.
Perjalanan dilanjutkan ke Gwanjang Market, sebuah pasar yang juga terkenal di kalangan turis. Tujuan kami ke sini bukan untuk belanja tapinya, melainkan untuk icip-icip makanan (perasaan dari tadi makan mulu). Ada 1 bagian dari Gwanjang Market ini yang isinya makanan semua, dan akhirnya kamipun mampir dan duduk setelah dipanggil-panggiil si tante penjual, selain karena makanannya menggoda iman.
Makanan yang dijual di stand ini tidak hanya satu jenis saja, melainkan bermacam-macam, dari kimbap, japchae, sundae, teokbokki, odeng, dan lainnya. Di tempat ini kami mencoba tteokbokki dan japchae-nya. Tteokbokkinya berukuran besar-besar seperti pempek, berupa kue beras dengan saos pedas, rasanya pun seperti pempek rebus. Untuk yang tidak suka pedas mungkin akan terlalu panas di lidah, tapi bagi yang suka pedas tidak ada masalah. Bahkan makan tteokbokki saja juga dikasih kimchi untuk side dish, namun sampai hari ini, saya belum menyukai kimchi. Japchae merupakan mie ala Korea yang terbuat dari sweet potato, dimasak dengan sayuran dan minyak wijen. Memang makanan Korea ini banyak sekali menggunakan wijen, namun di situ letak nikmatnya, saya sangat suka japchae-nya. Baik tteokbokki maupun japchae harganya sama-sama KRW 3000, karena porsinya lumayan, dan kami hanya icip-icip, 1 porsi tteokbokki dan 1 porsi japchae cukup untuk berempat.
Sudah cukupkah cicip-cicip kami di Gwanjang Market? Tentu belum, memang dasar perutnya karet semua (at least three out of four). Karena saya baca bahwa Gwanjang Market juga terkenal akan bindaetteok (mung bean pancake), jadilah saya mencari penjual bindaetteok. Ternyata di suatu area terdapat banyak penjual bindaetteok, seperti gambar di bawah ini.
Kembali kami memesan *ehem* cemilan. Bindaetteok yang masi panas dipotong 4, dan disajikan dengan kecap dan bawang bombay sebagai pendamping. Rasanya seperti kentang sebenarnya, dan saya paling suka bagian pinggirnya yang crispy. Konon, bindaetteok merupakan teman minum makgeolli (rice wine) yang sempurna.
Selesai nyemil pagi itu, kami mengarah kembali ke arah hostel, kali itu kami memilih berjalan lewat bawah, yaitu di sepanjang Cheonggyecheon Stream. Waktu yang paling baik untuk sdihabiskan di Cheonggyecheon Stream saya rasa adalah sore hari, karena teduh, apalagi sambil duduk-duduk, bawa cemilan, menikmati udara sore dan menikmati pemandangan yang ada.
Dari situ, kami menuju ke Changdeokgung. Tiket masuk ke Changdeokgung ini juga sama KRW 3000 seperti Gyeongbokgung. Changdeokgung juga merupakan istana yang dibangun pada era Joseon Dynasty dan katanya merupakan istana yang paling terawat dari Five Grand Palaces yang tersisa.
Setelah jalan-jalan singkat dari pagi menjelang siang, kamipun harus segera kembali mengambil koper di hostel dan berangkat menuju ke Gimpo Airport. Karena koper-koper kami yang besar akan sulit dibawa kalau naik turun tangga, kamipun mau tidak mau menggunakan taksi ke Gimpo Airport, dengan harga yang cukup mahal KRW 50,000.
Sesampainya di Gimpo, ternyata Ahjussi Driver salah menurunkan kami di International Departure. Untungnya ada shuttle bus ke Domestic Departure, dan sampailah kami di Domestic Departure dan bisa check in. Oh iya, waktu berangkat dari Jakarta, ketika ditimbang dengan timbangan rumah, kira-kira berat koper saya sekitar 15kg-an, namun di airport ditimbang menjadi 11kg-an, saya tidak tahu mana yang salah. Dan ternyata ketika ditimbang di sini, benar saja berat koper saya 16kg, dan maksimal free baggage untuk Eastar Jet adalah 15kg. Jadi dari total koper kami kelebihan sekitar 2kg. Untungnya masih bisa mengeluarkan beberapa barang untuk taruh di cabin, jadi kami tidak perlu membayar excess baggage, walaupun sebenarnya tidak terlalu mahal juga biaya untuk membayar kelebihannya, yaitu KRW 2000 per-kg.
Walau sudah makan sepanjang pagi menjelang siang, ketika sudah melewati jam lunch perut kami lapar kembali. Flight-nya jam 16.10 dan saat itu masi sekitar jam 3 kurang, setelah melihat-lihat, kamipun akhirnya memutuskan makan di Biz Snack.
Makanan saya adalah Cheese Tonkatsu seharga KRW 8,500, yang berupa pork katsu dengan mozarella di dalamnya, disajikan dengan nasi, salad, dan pickled yellow radish. Ukurannya lumayan besar dan rasanya yummy! Teman saya yang lain memesan bibimpap yang merupakan nasi campur ala Korea, berupa nasi, sayur-sayuran, telur yang diaduk kesemuanya dengan gochujang (chilli paste khas Korea).
Waktu terbang tiba, dan duduk manislah kami di pesawat bernomor ZE 221 dengan tujuan Jeju. Pesawat Eastar Jet ini merupakan pesawat kecil dengan seat 2-2. Di penerbangan kami diberikan segelas orange juice, lumayan untuk menahan haus selama perjalanan yang hanya sejaman.
Kami tiba di Jeju sekitar jam 5.15 sore, lalu mengambil baggage dan keluar dari airport untuk naik bus. Walau sempat nyasar karena orang-orang lokal di dalam bus sulit berbahasa Inggris, dan akhirnya kami kelewatan tempat tujuan, namun akhirnya setelah beberapa saat mencari, kami menemukan tempat tinggal kami selama di Jeju yaitu Sum Guesthouse yang lokasinya dekat dengan airport. Kenapa kali ini saya memilih lokasi dekat airport? Karena setelah mencari-cari dan contact-contactan dengan ownernya, saya paling sreg dengan Sum Guesthouse ini, dan juga karena saya hendak menggunakan jasa tour dari guesthouse ini juga. And Sum Guesthouse is definitely the right choice! Why? Selain dari harga, tournya juga sangat menyenangkan (please wait for the next post for more stories).
Setelah beberes dan mandi, kamipun menunggu sang owner datang untuk diskusi soal tour keesokan harinya. Setelah itu, kamipun meminta masukan tempat dinner karena sudah jam 9 malam dan perut juga mulai meronta. Karena saya baca bahwa black pig merupakan Jeju's specialty, sayapun menanyakan tempat makan black pig, dan sampailah kami setelah berjalan sekitar 10-15 menit ke 7 Don Ga. Jeju di malam hari sangat sepi dan tenang. Harga daging dari black pig ini jauh lebih mahal dari pork lainnya, kami memesan 3 porsi daging untuk kami berempat seharga KRW 66,000. Saya pun sempat kagum melihat daging yang disajikan di atas grill, karena sangat tebal dan besar, dan banchan-pun disajikan disekelilingnya.
Di sini sistemnya bukan masak sendiri, melainkan seorang imo (aunt) membantu kami, dan semua meja yang lain. Si imo bolak balik dari satu meja ke meja yang lain mengecek daging di atas panggangan, kalau dagingnya sudah matang, langsung dia taruhkan di atas mangkuk nasi kami, kalau ada sedikit dari daging yang gosong, langsung dipotong gosongannya, dan dia terus berbicara dalam bahasa Korea, dan kamipun hanya mengangguk-angguk walau tidak mengerti, yang saya mengerti hanya ketika dia menanyakan "massiesoyo?" yang artinya delicious, atau ketika dia bilang yang artinya kira-kira begini "yang ini sudah bisa dimakan..". Saus khususnya juga ikut dipanggang di atas grill.
Kata teman saya, muka saya sudah mupeng maksimal ketika melihat daging-daging di hadapan saya. Memang saya terpesona dengan pemandangan daging-daging yang terpanggang indah tersebut (sambil ngetik ini saja saya drooling kembali). Dan ketika mencicipi dagingnya, memang luar biasa si black pig ini. Dagingnya tebal, tidak bau, dan sangat nikmat! The best pork I've eaten in my life. Si black pig ini nikmatnya sampai ke lemak-lemaknya, biasa lemak dari pork lain itu agak bau dan bikin eneg, but this fat pops and melts in your mouth!
Walaupun seharusnya makannya ala Korea, yaitu dibungkus daun, ditambah side dishes, dan dimasukkan ke mulut, tetap saja saya yang tidak suka dedaunan ini lebih suka makan tanpa daun. Cukup dengan nasi dan banchannya saja. Oh black pig, aku padamu (so sorry for the readers who don't consume pork, saya terlalu terpesona dan menjadi seperti ini).
After the super dinner, we got back to the guesthouse, and our second night in South Korea ended under the blue night of Jeju Island.
-------
Kata teman saya, muka saya sudah mupeng maksimal ketika melihat daging-daging di hadapan saya. Memang saya terpesona dengan pemandangan daging-daging yang terpanggang indah tersebut (sambil ngetik ini saja saya drooling kembali). Dan ketika mencicipi dagingnya, memang luar biasa si black pig ini. Dagingnya tebal, tidak bau, dan sangat nikmat! The best pork I've eaten in my life. Si black pig ini nikmatnya sampai ke lemak-lemaknya, biasa lemak dari pork lain itu agak bau dan bikin eneg, but this fat pops and melts in your mouth!
Walaupun seharusnya makannya ala Korea, yaitu dibungkus daun, ditambah side dishes, dan dimasukkan ke mulut, tetap saja saya yang tidak suka dedaunan ini lebih suka makan tanpa daun. Cukup dengan nasi dan banchannya saja. Oh black pig, aku padamu (so sorry for the readers who don't consume pork, saya terlalu terpesona dan menjadi seperti ini).
After the super dinner, we got back to the guesthouse, and our second night in South Korea ended under the blue night of Jeju Island.
-------
KRW 1 ± IDR 9
SOUTH KOREA TRIP SERIES
[2013]
[2016]
안녕하세요!
SOUTH KOREA TRIP (2016): Preparation and Cost (Visa, Accommodation, Transportation, etc)
SOUTH KOREA TRIP (2016): What to Eat Around Myeongdong - Seoul?
SOUTH KOREA TRIP (2016): Gapyeong Day Trip Part 1 - Nami Island
SOUTH KOREA TRIP (2016): Gapyeong Day Trip Part 2 - PETITE FRANCE, The World of Little Prince
SOUTH KOREA TRIP (2016): Gapyeong Day Trip Part 3 - LIGHTING FESTIVAL at The Garden of Morning Calm
SOUTH KOREA TRIP (2016): What to Eat Around Myeongdong - Seoul?
SOUTH KOREA TRIP (2016): Gapyeong Day Trip Part 1 - Nami Island
SOUTH KOREA TRIP (2016): Gapyeong Day Trip Part 2 - PETITE FRANCE, The World of Little Prince
SOUTH KOREA TRIP (2016): Gapyeong Day Trip Part 3 - LIGHTING FESTIVAL at The Garden of Morning Calm
Dagingnya terlalu seksi........
BalasHapus